Puisi Kontemporer : Pengertian, Ciri, Unsur dan Jenisnya Terlengkap

Posted on

Pengertian Puisi Kontemporer, Ciri, Unsur dan Jenisnya

Puisi kontemporer – Menurut Pradopo, puisi adalah bentuk ekspresi pemikiran yang dapat membangkitkan perasaan serta merangsang imajinasi dari panca indra dengan susunan berirama. Dan ditambahkan lagi, puisi adalah bentuk rekaman serta interpretasi pengalaman terpenting manusia yang diubah dalam bentuk yang sangat berkesan.

Berdasarkan bentuk serta perkembangannya, puisi dibagi menjadi tiga macam, yakni puisi lama, puisi baru serta puisi kontemporer. Nah, dalam artikel ini akan membahas mengenai pengertian puisi kontemporer, ciri-ciri/ karakteristik, unsur beserta jenis-jenisnya. Untuk itu, silahkan disimak baik-baik pembahasan berikut ini.

Pengertian Puisi Kontemporer

Puisi kontemporer ialah jenis puisi yang tanpa memakai kaidah penulisan puisi umumnya. Para penulis cenderung akan lebih bebas dalam mengekspresikan gagasannya yang tidak memperhatikan aturan-aturan maupun pola tertentu. Puisi kontemporer cenderung mengutamakan isi dibanding bentuk.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kontemporer ini mempunyai arti pada masa kini dan waktu kini. Sehingga definisi dari puisi kontemporer ini ialah suatu puisi yang membuatnya di waktu kini, atau penciptaanya di masa sekarang. Puisi jenis tersebut tidak mempunyai ikatan bentuk dan juga irama, selain itu yang dibuat kekinian ialah kebebasan dari si pembuat puisi saat menciptakannya.

Beberapa tokoh yang berpenting dalam puisi kontemporer di Indonesia ialah:

1. Sutardji Calzoum Bachri – terkenal dari karyanya dengan judul O, Amuk, serta O Amuk Kapak
2. Hamid Jabbar – terkenal dari karyanya pada koleksi puisi Our Face
3. Ibrahim Sattah – terkenal dari karyanya pada kumpulan puisi Hai Ti

Puisi kontemporer lebih berhubungan dengan puisi dengan menekankan bentuk visual maupun fisik (suara) guna mengekspresikan perasaan penyair. Tugas dari seorang penyair di sini ialah merangkai kata-kata supaya terdengar dari yang bisa didengar dengan indah.

Biasanya dalam puisi kontemporer, pemakaian kata kurangnya pengamatan kesopanan. Memakai kata-kata kasar, lalu ejekan, dan lainnya. Jadi, bisa ditafsirkan dari puisi yang asalnya dari masa sekarang (modern) dengan bentuk & juga gaya yang tak sesuai pada aturan umum puisi, serta memiliki karakteristik berbeda dari orang kulit hitam.

Ciri-Ciri Puisi Kontemporer

Adapun ciri-ciri dari puisi kontemporer ialah sebagai berikut :

  • Tipografi unik.
  • Penulisan baris, kata, dan bait menyimpang dengan penulisan puisi secara umum.
  • Terjadi kemacetan bunyi, hingga hampir tidak bisa dibaca karena biasanya hanya berbentuk tanda baca disejajarkan.
  • Menggunakan idiom yang tak lazim/ inkonvensional.
  • Memerhatikan kemerduan dari bunyi.
  • Banyak pengulangan frasa, kata, atau kelompok kata.
  • Biasanya mencampuradukkan kata maupun kalimat bahasa Indonesia menggunakan kata atau kalimat bahasa asing dan juga bahasa daerah.
  • Secara umum temanya berupa kritikan.
  • Maknanya sulit dimengerti.

Unsur Puisi Kontemporer yang Paling Menonjol

Selain ciri khas dari puisi kontemporer, ada beberapa unsur yang paling menonjol dalam puisi tersebut. Unsur-unsur yang menonjol pada puisi kontemporer adalah :

1. Unsur bunyi – artinya menekankan dalam rima dan juga pengulangan/ repetisi
2. Tipografi – artinya susunan baris atau bait dan cara penulisan huruf
3. Enjambemen – pemotongan kalimat atau frase
4. Unsur kelakar

Jenis Jenis Puisi Kontemporer

1. Puisi Mantra

Jenis puisi kontemporer satu ini berhubungan dengan jenis puisi lama yakni mantra. Puisi mantra pertama kali di kenalkan Sutardji Calzoum Bachri. Puisi mantra mempunyai beberapa ciri, yaitu:

  • Penyajian mantra untuk menimbulkan efek tertentu
  • Digunakan untuk menkaitkan dengan dunia misteri
  • Memberikan efek kemanjuran

2. Puisi Mbeling

Kata “mbeling” asalnya dari bahasa Jawa artinya nakal atau susah diatur. Arti kata mbeling tersebut ternyata sesuai ciri khas puisi ini. Ketentuan-ketentuan umum pada puisi tidak berlaku pada puisi mbeling. Puisi mbeling tanpa mengikuti aturan. Berikut ciri-ciri dari puisi mbeling diantaranya:

  • Terkadang berisi kritik sosial ditujukan pemerintahan
  • Dapat pula dipakai untuk menyindir penyair puisi dari jenis yang lain
  • Pengarang lebih mengutamakan unsur kelakar tidak ada unsur tersirat

3. Puisi Mini Kata

Puisi mini kata ialah jenis puisi kontemporer dengan jumlah kata paling terbatas atau sedikit. Puisi mini kata terkadang dilengkapi menggunakan tanda baca maupun tanda bantu tertentu misalnya seperti huruf, titik, garis, dan sebagainya.

4. Puisi Konkret

Puisi konkret ialah jenis puisi kontemporer yang memenghasilkan bunyi dan kata sebagai berwujud. Puisi ini mencoba menghadirkan sebuah gagasan nyata sehingga mencoba menemukan lafal maupun bunyi yang sesuai untuk menunjukkan bunyi dan juga kata.

5. Puisi Tanpa Kata

Sesuai namanya, puisi tanpa kata ialah puisi kontemporer tanpa menggunakan kata. Puisi jenis ini cenderung mengutamakan penggunaan titik, simbol atau garis tertentu untuk mengespresikan sebuah gagasan atau ungkapan.

6. Puisi Multi Lingual

Puisi multi lingual ialah jenis puisi kontemporer dengan memakai kata atau kalimat dari beragam bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Jenis puisi ini kesannya unik sebab mencampurkan sejumlah kata dari bahasa berbeda.

7. Puisi Tipografi

Puisi tipografi ialah puisi kontemporer dengan mengutamakan wujud/ berbentuk fisik puisi guna menguatkan ekspresi puisi tersebut. Dalam puisi tersebut, wujud fisik dari puisi yang terkadang dihasilkan adalah dari cara penulisan yang sudah diatur sedemikian rupa tergolong salah satu unsur puisi.

8. Puisi Idiom Baru

Puisi idiom baru ialah puisi kontemporer cenderung memakai idiom atau ungkapan baru. Puisi jenis ini terkadang menyajikan kata-kata dengan cara yang berbeda pada umumnya, jadi menghasilkan ungkapan dengan makna baru.

Sekian pembahasan tentang Puisi Kontemporer dan lainnya. Semoga pembahasan mengenai puisi kontemporer ini mudah untuk dipahami dan bisa dijadikan sumber belajar pelajaran bahasa Indonesia. Terima kasih.

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *