Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintah Pada Masa Islam di Indonesia

Posted on

Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan, dan Pemerintah Pada Masa Islam di Indonesia

Masuknya pengaruh Islam dan penyebarannya di Indonesia, baik kepada golongan bangsawan maupun masyarakat umum, dilakukan dengan damai dan dapat diterima dengan cepat.

Hal ini disebabkan beberapa faktor sebagai berikut :

  • Syarat-syarat masuk Islam sangat mudah.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal kasta, semua orang dinilai sama kedudukannya.
  • Penyebaran Islam disesuaikan kondisi sosial budaya masyarakat.
  • Jatuhnya Sriwijaya dan Majapahit memperlancar penyebaran Islam.

Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan, dan Pemerintah Pada Masa Islam di Indonesia

Penyebaran Islam di Indonesia di setiap daerah tidak dalam kurun waktu yang sama. Masing-masing kerajaan dan daerah yang mendapatkan pengaruh Islam, mempunyai situasi politik dan pemermtahan serta perkembangan kondisi masyarakat dan sosial budaya yang berbeda-beda.

Di Sumatera

Pada saat Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7 sampai ke-9 Masehi, sebenarnya Selat Malaka sudah mulai ramai dilalui oleh pedaganga pedagang muslim, dalam pelayaraimya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.

Kedatangan orang-orang Islam ke Asia Tenggara dan Asia Timur, pada awalnya belum terasa pengarahnya, karena masih dalam taraf penjajakan di bidang pelayaran dan perdagangan.

Namun pada abad ke-9 M, ketika para petani Cina Selatan mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintahan Hi Tsung (878-778 M), dimana orang-orang muslim terlibat di dalamnya, dan minta perlindungan ke Kedah, temyata Kedah melindungi orang-orang muslim tersebut. Padahal saat itu Kedah masuk wilayah kekuasaan Sriwijaya.

Pada awal abad ke-16, daerah-daerah pesisir Sumatera Utara dan Timur Selat Malaka, yaitu dan Aceh sampai Palembang, sudah banyak terdapat masyarakat dan kerajaan-kerajaan Islam.

Di Pulau Jawa

Masuknya pengaruh Islam pertama kalinya ke Pulau Jawa, belum dapat diketahui dengan pasti. Namun Batu Nisan Kubur Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H (1082 M), barangkali merupakan bukti nyata kedatangan Islam ke Jawa Timur. Namun bukan berarti sudah terjadi proses masuknya pengaruh Islam yang luas di Jawa.

Proses Islamisasi di Jawa Timur sudah terjadi semenjak kejayaan Majapahit. Hal ini dapat diketahui dan penemuan puluhan nisan kubur di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, sertaberita Ma-huan tahun 1416 yang menceritakan orang-orang muslim yang bertempat tinggal di Gresik.

Hal ini membuktikan bahwa di pusat Kerajaan Majapahit maupun di pesisir, terutama di kota-kota pelabuhan, telah terjadi proses Islamisasi dan terbentuknya masyarakat muslim waktu itu.

Ketika Majapahit masih dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Gajah Mada, situasi politik di daerah kekuasaan Majapahit cenderung tenang dan semua raja bawahan patuh dan mengakui kedaulatan Majapahit.

Namun ketika kedua tokoh itu wafat, yaitu Gajah Mada pada 1364 dan Hayam Wuruk pada 1389, situasi politik berubah total. Majapahit semakin lemah, dan raja-raja bawahan mulai melepaskan dir ml merupakan peluang bagi penyebaran agama Islam.

Meskipun Kerajaan Hindu yang besar di Kediri sudah tumbang pada tahun 1526, namun kerajaan-kerajaan kecil di Pasuruan dan Panarukan dengan pusatnya di Blambangan belum Islam.

Pasuruan baru tunduk kepada Islam sejak tahun 1546, ketika diserang Demak pimpinan Trenggana. Pajajaran baru jatuh ke tangan muslim pada tahun 1579 / 1580 karena serangan dan Kerajaan Banten.

Di Sulawesi

Di Sulawesi, beberapa raja yang resmi masuk Islam adalah sebagai berikut.

  • Raja Gowa dan Tallo resmi masuk Islam pada 22 September 1605.
  • Raja Wajo resmi masuk Islam pada 10 Mei 1610.
  • Raja Bone resmi masuk Islam pada 23 Nopember 1611.

Di Maluku

Kedatangan Islam ke Indonesia bagian timur, yaitu ke daerah Maluku, tidak dapat dipisahkan dan jalur perdagangan yang terbentang antara pusat lalu lintas pelayaran intenasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.

Hal ini yang mengakibatkan di Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Bacan, sudah terdapat masyarakat muslim. Akibat persaingan dalam perdagangan, akhlrnya Maluku jatuh di bawah kekuasaan politik dan ekonomi Kompeni Belanda.

Di Kalimantan

Di Kalimantan Selatan, pengaruh Islam mulai masuk ketika ada perebutan kekuasaan antarkeluarga kerajaan, dan minta bantuan Demak untuk menyelesaikannya.

Proses Islamisasi di Banjarmasin terjadi pada tahun 1550. Di Kalimantan Timur, proses Islamisasi terjadi sekitar tahun 1575.

Situasi dan kondisi sosial budaya

Pada masa kedatangan Islam, di Indonesia terdapat beragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi dan sosial budaya. Suku bangsa di pedalaman, belum banyak mengalami percampuran jenis bangsa dan budaya dan luar.

Struktur ekonomi dan sosial budaya cenderung statis dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir. Lebih-lebih mereka yang tinggal di kota-kota pelabuhan.

Pada awal penyebaran Islam di Indonesia masih berdini kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, yaitu Sriwijaya dan Melayu di Sumatera, Majapahit dan Pajajaran di Jawa, Nagara-Daha dan Kutai di Kalimantan.

Di samping itu di Sulawesi terdapat kerajaan-kerajaan yang tidak tersentuh pengaruh Hindu Buddha, antara lain Gowa, Wajo, Bone, dan puluhan kerajaan lagi yang hidup subur yang masih menyembah berhala.

Di Maluku ada kelompok masyarakat yang belum Islam, tetapi juga tidak kena pengaruh Hindu-Buddha. Di pedalaman Banda masih menganut berhala.

Di Pedalaman Kalimantan budayanya masth menunjukkan pra Hindu dan pra Islam. Di beberapa daerah, meskipun budaya asing dan agama telah masuk ke Indonesia, namun itu hanya lapisan tipis di luarnya saja, sedang yang ada di dalamnya adalah seluruh bentuk asli dan kuno yang masth tetap ada dan masih terus berlanjut.

Ketika Islam masuk ke Indonesia, masing-masing daerah menggunakan bahasa daerahnya sendiri, seperti di Jawa menggimakan bahasa Jawa Kuno dan Sunda Kuno di Sumatera dengan bahasa Melayu, Batak, Kubu, Nias.

Minangkabau, dan Padang di Kalimantan dengan bahasa Melayu, Banjar, Dayak, di Sulawesi menggunakan bahasa Bugis, Makassar, dan masih banyak lagi.

Sampai dengan abad ke-20, daerah yang dipengarulu dan tidak dipengaruhi Islam di Indonesia sebagai berikut.

  • Di Sumatera, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali sebagian daerah Batak di Sumatera Barat.
  • Di Pulau Jawa, seluruh wilayalmya sudah dipengaruh Islam.
  • Di Kalimantan, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali daerah pedalaman.
  • Di Sulawesi, hampir seluruh wilayahnya sudah dipengaruhi Islam, kecuali sebagian Sulawesi Utara agama Kristen cukup kuat. Namun kerukunan umat beragama di Sulawesi Utara sangat baik.
  • Di Bali dan Nusa Tenggara Barat maupun Timur, Islam sudah banyak dianut masyarakat, namun pengaruh Hindu masih sangat kuat.
  • Di Papua, pengaruh Islam sudah menyebar ke berbagai wilayah.

Baca Juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *