6 Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia “Hingga Kini Masih Ada”

Posted on

Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam di berbagai daerah di Indonesia, hampir tidak ada perbedaan. Justru yang ada adalah persamaan-persamaan yang secara umum memang terjadi seperti itu.

Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia, terjadi setelah masyarakat Indonesia memeluk Hindu dan Buddha. Tokoh-tokoh penyebar Islam tidak memusuhi agama yang sudah ada, tetapi diusahakan masuk Islam dengan kesadaran sehingga terjadi integrasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam.

Hal ini mengakibatkan peninggalan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan Buddha, baik bentuk bangunannya, seni arsitekturnya, maupun hiasan-hiasan yang merupakan bagian tak terpisahkan dan bangunan tersebut.

Peninggalan sejarah yang bercorak Islam antara lain sebagai berikut.

Masjid

Masjid adalah tempat orang Islam melakukan ibadah sholat. Masjid berukuran besar sehingga mampu menampung banyak orang yang sholat berjamaah, terutama pada sholat Jumat, sholat pada Han Raya Idul Fitri, maupun Idul Kurban. Langgar atau surau juga tempat orang Islam melakukan ibadah sholat sehari-hari, namun ukurannya lebih kecil.

Bangunan masjid dan langgar atau surau di Indonesia hampir sama, yaitu bangunan berbentu-k persegi, dengan tambahan serambi di bagian depan maupun kiri dan kanannya.

Masjid biasanya menghadap ke timur, karena kiblat bagi orang Indonesia ada di sebelah barat. Semua bangunan masjid peninggalan sejarah Islam yang ada di Indonesia kena pengaruh kebudayaanHindu dan Buddha.

Masjid peninggalan sejarah yang bercorak Islam antara lain Masjid Demak, Masjid Sendang Duwur (Tuban), Masjid Kasepuhan (Cirebon), Masjid dan Menara Kudus, Masjid Baiturrahman (Aceh), Masjid Sunan Ampel (Surabaya).

Keraton

Keraton adalah tempat tinggal sultan beserta keluarganya. Juga untuk pertemuan kenegaraan antara sultan dengan pejabat kesultanan untuk membahas masalah-masalah kenegaraan.

Bangunan keraton di Indonesia cenderung bercorak Hindu-Budda, karena pengaruh Hindu-Buddha lebih dulu masuk dan berkembang serta dianut oleh masyarakat sebelum masuknya Islam.

Contoh keraton peninggalan Islam antara lain, Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon, Keraton Kesultanan Aceh, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, dan Istana Raja Gowa di Sulawesi Selatan.

Batu nisan

Nisan terbuat dan batu, didirikan di atas makam, berf ungsi sebagai tanda makam seseorang yang sudah meninggal dunia. Nisan juga memuat keterangan-keterangan atau identitas dan biodata seseorang yang dimakamkan di situ.

Bentuk nisan peninggalan Islam sangat beragam, namun yang terkenal adalah Nisan Makam Sultan Malik Al Saleh berangka tahun 1297 dan Kerajaan Samudra Pasai, Nisan Kubur Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 1082, dan Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Aceh Utara (Samudra Pasai).

Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni tulisan Arab yang berfungsi sebagai hiasan. Peninggalan Islam berupa kaligrafi banyak terdapat pada dinding masjid, menara, juga pada nisan kubur yang bercorak Islam.

Seni sastra

Perkembangan Islam di Indonesia juga berpengaruh terhadap karya-karya sastra yang bernafaskan Islam oleh ahli tasawuf dan ulama Islam. Karya sastra yang dihasilkan pada masa Islam antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Sejarah Melayu, dan Gurindam dua belas. Berdasarkan corak dan isinya, kesusastraan masa Islam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu hikayat, babad, dan suluk.

  • Hikayat adalah cerita atau dongeng dengan bermacam-macam lakon, memuat peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal, sering bertitik tolak dan cerita sejarah. Misalnya, Hikayat Panji mu Kertapati, Hikayat Amir Harazah, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bahtiar, dan Hikayat Hang Tuah.
  • Babad adalah cerita sejarah yang lebih bersifat dongeng. Beberapa cerita babad kadang diberi judul hikayat. Misalnya, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Silsilah Perak, Sejarah Melayu, Babad Giyanti, Babad Tanah Jawi, Hikayat Hasanuddin, dan Sejarah Negeri Kedah.

Seni pertunjukan

Seni pertunjukan peninggalan Islam antara lain Grebek Besar dan Grebek Maulud (perayaan Sekaten, yang dilakukan di Surakarta, Yogyakarta, Demak, Banten, Cirebon, dan Aceh). Sekaten diperkenalkan oleh Raden Patah di Demak pada abad ke-16. Saat itu ribuan orang Jawa masuk Islam dengan mengucapkan shahadatin.

Debus juga merupakan seni pertunjukan yang bercorak Islam. Debus adalah tarian mengerikan dengan memasukkan benda tajam ke tubuh penari, tetapi tidak menimbulkan luka. Debus banyak dilakukan di Banten, Minangkabau, dan Aceh.

Baca Juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *