Filsafat Pendidikan Islam : Pengertian, Ruang Lingkup dan Metode Pengembangannya Terlengkap

Posted on

Pengertian, Ruang Lingkup dan Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat pendidikan islam – banyak orang yang merenungkan pada suatu waktu. Terkadang ada peristiwa yang membingungkan dan juga kadang hanya ingin tahu saja lalu berfikir sungguh mengenai beberapa soal pokok. Upaya dalam mendapatkan jawaban/ pemecahan atas soal tersebut menimbulkan teori-teori dan juga sistem pemikiran yang realism, idealism dan pragmatism. Oleh sebab itu dari rasa heran, bertanya serta memikirkan mengenai asumsi asumsi fundamental inilah kita perlu meneliti bagaimana menemukan jawaban dari filsafat. Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang filsafat pendidikan islam.

Pengertian Filsafat Pendidilan Islam

Secara harfiah, filsafat berasal dari kata “philo” yang artinya “cinta” dan “shopos” artinya ilmu/ hikmah. Jadi, filsafat artinya cinta pada ilmu/ hikmah.
Lantas, bagaimanakah pandangan dari para hali tentang filsafat pendidikan secara lazim dipakai praktek pendidikan? Dalam kaitannya ini ditemui berbagai rumusan yang berbeda. Misalnya Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan ialah bimbingan/ pimpinan secara sadar dari si pendidik pada perkembangan jasmani & rohani terdidik khususnya menuju ke pembentukan kepribadian.

Sebagai suatu agama, islam mempunyai yang sudah diakui sangat sempurna dan komprehentif daripada agama-agama yang lain yang pernah diturunkan Tuhan. Dasar pelaksanaan dari Pendidikan Islam utamanya ialah Al-qur’an dan hadist, yakni “demikianlah telah kami turunkan kepadamu wahyu/ al-qur’an dari perintah kami.

Sebelumnya kamu tak mengetahui iman itu ada, namun kami jadikan al-quran cahaya kami diantara hamba-hamba kami. Sesungguhnya kamu benar memberi petunjuk pada jalan benar (QS. Asy-syura: 52) & hadist nabi SAW: “ Sesungguhnya orang mu’min yang sangat dicintai Allah adalah orang senantiasa tegak serta taat pada-NYA dan bisa memberikan sebuah nasihat pada hamba-NYA, akal pikiran sempurna, dan mengamalkan seluruh ajaran-NYA sampai hayatnya, maka beruntunglah dan mendapatkan kemenangan” (al ghazali dari Ihya ulumuddin hal 90).

Pendidikan islam mengidentifikasi sebuah sasaran yang telah digali dari sumber ajaran yakni al quran & hadist, dengan mencakup 4 pengembangan fungsi manusia, diantaranya :

  1. Secara individual menyadarkan pada fungsi dan posisi di tengah-tengah makhluk hidup lainnya dan tanggungjawab pda kehidupan.
  2. Secara fungsi manusia dalam berhubungan dengan masyarakat dan tanggungjawabnya pada ketertiban masyarakat.
  3. Mendorong dan menyadarkan manusia pada sanga pencipta alam agar beribadah pada-NYA.
  4. Memberikan kesadaran pada manusia akan pentingnya kedudukan makhluk hidup yang lain serta membawanya supaya memahami hikmah tuhan yang menciptakan makhluk lain dan memberikan kemungkinan pada manusia mengambil manfaatnya.

Sesudah mengikuti ulasan diatas, maka bisa diketahui dari pengertian filsafat pendidikan islam adalah suatu kajian secara fisiologis tentang masalah yang ada dalam kegiatan pendidikan yang berdasarkan pada alquran & hadist menjadi sumber primer serta pendapat dari para ahli terutama pada filosof muslim menjadi sumber sekundernya.

Dengan demikian, maka filsafat pendidikan islam singkatnya bisa disebut sebagai filsafat pendidikan yang didasarkan islam/ filsafat pendidikan yang berjiwa ajaran islam, sehingga bukannya filsafat yang coraknya bebas, liberal dan tanpa batas etika sebagaimana kita temui dalam pemikiran filsafat secara umum.

Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Menurut kajian pendidikan islam dari prof. mohammad abrosyi, ia menyimpulkan tujuan yang asasi untuk pendidikan islam dengan menguraikan dalam “at tarbiyah al islamiyah – wa falsafatuha” diantaranya :

  1. Membantu membentuk akhlak mulia
  2. Menyiapkan kehidupan dunia & akhirat
  3. Menumbuhkan ruh ilmiah dalam pelajaran serta memuaskan dalam mengetahui dan memungkinkan mengkaji ilmu tidak sekedar ilmu
  4. Menyiapkan pelajar dari segi teknis, profesional dan perusahaan agar ia bisa menguasai profesi tertentu, perusahaan tertentu, teknis tertentu supaya bisa mencari rezeki di dalam dunia secara mulia sekaligus memelihara segi rohani dan jasmani
  5. Menyiapkan mencari rezeki dan pemeliharaan pada segi-segi kemanfaatan

Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Sebagai suatu metode, maka pengembangan filsafat pendidikan islam kadang membutuhkan 4 hal diantaranya berikut :

  1. Bahan-bahan yang akan dipakai dalam pengembangan sebuah filsafat pendidikan
    Hal ini bisa berbentuk tulisan, yakni alquran & hadist disertai para ulama dan para filosof lainnya beserta bahan yang nantinya diambil berdasarkan pengalaman empiric pada praktek kependidikan.
  2. Metode pencarian bahan
    Dalam mencari bahan bahan yang sifatnya tertulis ini bisa dilakukan lewat studi lapangan dan kepustakaan yang masing-masing dari prosedurnya sudah diatur sedemikian rupa.
  3. Metode pembahasan
    Untuk ini, ada pengajuan alternative sebuah metode analisis sintesis dari muyazin arifin yakni metode yang didasarkan pendekatan rasional serta logis pada sasaran pemikiran dengan induktif, deduktif serta analisa ilmiah.
  4. Pendekatan
    Di dalam kaitannya diatas dengan penjelasan tersebut perlu juga dijelaskan pendekatan yang akan dipakai guna membahas itu. Pendekatan tersebut kadang diperlukan dalam analisa, serta berkaitan dengan sejumlah teori keilmuan tertentu yang nantinya akan dipilih untuk menjelaskan pada suatu fenomena tertentu juga. Hubungan tersebut pendekatannya lebih menjadi pisau yang dipakai sebagai analisa. Yakni semacam paradigm yang nantinya bisa dipakai guna menjelasakan sebuah fenomena.

Dapat disimpulkan bahwa dari pemikiran filsafat islam yang telah diwariskan oleh para filosof muslim ini sangat kaya akan bahan-bahan yang dapat dijadikan rujuan untuk membangun sebuah filsafat pendidikan islam. Konsep inilah yang akan memberikan warna sendiri dalam dunia pendidikan bila diterapkan secara kosisten. Nah, oleh sebab itu tugas kita berikutnya ialah melanjutkan penggalian oleh para ahli yakni tidak lebih menjadi bahan perbandingan dari zaman sekarang dengan zaman dulu itu berbeda. Semoga menambah wawasan kalian!

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *