Zat Aditif pada Makanan : Pengertian, Macam Macam, Fungsi dan Contohnya Lengkap

Posted on

Pengertian Zat Aditif pada Makanan, Macam Macam, Fungsi dan Contohnya

Zat aditif – merupakan penambahan zat kimia dalam makanan yang mempunyai tujuan guna meningkatkan kualitasnya yang mencakup penampilan, rasa, keawetan, warna dan lainnya. Pada pembahasan artikel ini mengenai zat aditif pada makanan. Berikut simak ulasan dibawah ini.

Saat ini, para produsen banyak yang menggunakan zat aditif untuk makanan dalam setiap produknya. Sebagai konsumen, hal ini menyulitkan bagi kita untuk memilih makanan maupun bahan makanan yang terbebas tanpa mengandung zat aditif makanan.

Namun, perlu diketahui bahwa pemakaian zat aditif makanan ini tidak bisa dihindari sebab berperan penting dalam proses pembuatan bahan makanan tersebut. Tidak semua zat aditif ini membahayakan atau tidak mempunyai nilai gizi.

Ada sejumlah zat aditif yang bermanfaat bagi tubuh kita, sebab di dalamnya mengandung vitamin yang bisa mencegah penyakit kanker. Namun, pemakaian zat aditif yang berlebihan pun juga merugikan kesehatan. Oleh karena itu, harus bisa mengendalikannya agar dapat meminimalisir dari dari dampak negative tersebut.

Zat aditif yang dipakai pada makanan harus memiliki beberapa sifat diantaranya :

1. Tidak mengurangi beberapa zat esensial pada makanan tersebut.
2. Dapat mempertahankan nilai gizi makanan.
3. Sebagai daya tarik konsumen, namun tidak termasuk penipuan
4. Mempertahankan atau memperbaiki mutu dari makanan

Macam – Macam Zat Aditif Pada Makanan

Menurut Permenkes (peraturan menteri kesehatan) Nomor 235 : 1979, mengenai zat aditif makanan dapat digolongkan menjadi 14 berdasarkan fungsinya, antara lain :

  1. Antioksidan & antioksidan sinergis
  2. Pengasam, penetral & pendapar
  3. Anti kempal
  4. Enzim
  5. Pemutih dan pematang
  6. Pemanis buatan
  7. Penambah gizi
  8. Pengawet
  9. Pengeras
  10. Pengemulsi, pemantap, & pengental
  11. Pewarna alami dan sintesis
  12. Sekuestran
  13. Penyedap rasa & aroma
  14. Zat aditif makanan lain

Zat aditif makanan diperoleh dari ekstrak bahan alami, bisa juga dibuat dari beberapa reaksi tertentu. Oleh karena itu, disebut dengan zat aditif makanan buatan dan zat aditif alami. Berikut ulasannya :

1. Pewarna Makanan

Memberikan pewarna pada makanan mempunyai tujuan memperbaiki penampilan pada makanan agar telihat lebih menarik. Di Indonesia sendiri sudah banyak yang mengenal bahan warna alami ini, yakni daun suji & daun pandan (warna hijau), warna telang (warna biru keunguan), kunyit (warna kuning), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe serta blimbing sayur (berwawna merah).

Pewarna alami diatas amat aman bagi kesehatan manusia, namun hal ini masih dirasa kurang maksimal sebab adanya rasa maupun aroma sehingga mengganggu aroma dan rasa makanan aslinya.

Nah cara mengatasinya, disediakan pewarna makanan sintesis. Seperti sunset yellow FCF sebagai warna orange, tartazine sebagai warna kuning dll. Namun pewarna ini lebih mahal, sehingga ada oknum yang tak bertanggungjawab dengan mengganti harga lebih murah namun sangat berbahaya bagi kesehatan.
Bahan-bahan inilah yang akan memicu terjadinya penyakit kanker.

2. Pemanis Makanan

Gula merah dan gula putih sering dipakai sebagai pemanis alami. Namun, bagi pasien kencing manis/ diabetes serta obesitas dilarang menggunakan pemanis ini sebab kadar gulanya akan meningkat dan menambah berat badan.
Untuk itu, disediakan pemanis sintetis dengan rendah kalori misalnya sakarin dan siklamat. Akan tetapi, sejak tahun 70an Negara amerika sudah melarang pemakaiannya sebab diduga bisa mengakibatkan kanker.

Sebagai penggantinya maka dibuatlah aspartame menjadi pemanis sintesis dengan kadar kemanisan 160kali gula putih. Sorbitol ialah jenis pemanis yang tak terurai jadi tidak merusak gigi namun pemakaian berlebih mengakibatkan diare.

Saat ini sudah ditemukan pemanis sintesis generasi selanjutnya, yakni neotam. Yakni turunan dari aspartame dengan tingkat kemanisan 7000-13000 kali dari gula putih.

3. Pengawet Makanan

Mikroba dari jamur, bakteri, dan ragi ini adalah penyebab utama kerusakan pada makanan. Dalam mengawetkan makanan, dianjurkan untuk membunuh para mikroba tersebut maupun menyimpan makanan pada keadaan mikroba yang tidak dapat berkembangbiak secara baik.

Pengawet alami yang dipakai sejak jaman dahulu ialah gula dan garam. Namun pemakaian yang berlebih ini bisa mengakibatkan sejumlah penyakit.

Sementara pengawet alami efektif ialah asam cuka. Asam cuka dapat digunakan menjadi bahan pengawet guna mentimun, cabe, bawang dan lain-lainnya.

4. Penyedap Makanan

Penambahan penyedap rasa ini tujuannya guna memperkaya rasa yang ada pada makanan serta memberikan rasa pada makanan. Penyedap rasa yang alami sudah dipgunakan sejak zaman dahulu, misalnya seperti gula, garam, bumbu,cuka dan lain-lain.

Guna menguatkan ataupun mempertegas rasanya pada sebagian bahan makanan seperti sayur, daging, ikan, mie serta hidangan lainnya digunakan rasa sintesis misalnya MSG (monosidium glutamate) maupun vetsin. Pemberian 0,1% dari MSG dapat meningkatkan rasa pada makanan menjadi lebih sedap. Penggunaan MSG yang berlebih ini dapat mengakibatkan sesak nafas, mudah letih dan pusing sakit dada. Gejala penyakit ini dikenal dengan Chinese Restaurant Syndrome.

Jadi, dengan mengetahui mengenai fungsi zat aditif pada makanan, sepertinya memang menjadi lebih sulit untuk terbebas dari penggunaanya. Meskipun begitu biasanya terjadi sebuah kasus yang dapat merugikan yakni saat zat aditif pada makanan dipakai pada situasi yang seharusnya memang tidak membutuhkan, penggunaan inilah yang berlebihan, akan menyalahi spesifikasi, atau secara sengaja digunakan bahan-bahan terlarang.

Misalnya seperti pada penggunaan boraks serta formalin pada produk-produk makanan maupun minuman olahan seperti pada susu, tahu, dan bakso. Untuk itu, sebaiknya kita harus mengetahui macam macam zat aditif pada makanan dengan lebih lengkap. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *