Isi Perjanjian Renville : Sejarah Serta Dampaknya Terlengkap

Posted on

Sejarah, Isi dan Dampak Perjanjian Renville

Dampak Perjanjian Renville – Belanda telah lama menguasai dan menjajah negara Indonesia. Sekitar kurang lebih 350 tahun Indonesia mengalami kesengsaraan di bawah pemerintahan Belanda. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Belanda kembali lagi ke Indonesia dan ingin menguasainya. Padahal setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan seharusnya dapat memulai dan menata kehidupan baru, seperti menyusun sitem baru, membersihkan unsur-unsur kolonialisme, dan dapat menjalankan pemerintahan demi kesejahteraan rakyat.

Kembalinya Belanda ke Indonesia membuat Indonesia harus kembali mempertahankan dan berjuang karena Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Belanda sering melakuan serangan militer untuk menimbulkan konflik. Namun, rakyat Indonesia lebih memilih jalan diplomasi untuk menyelesaikan konflik tersebut demi meminimalisir korban dan kerugian. Maka dari itu perjanjian-perjanjian dilakukan antara Indonesia dengan Belanda, salah satunya yaitu perjanjian Renville. Perjanjian ini tidak memberikan penyelesaian yang lurus, akan tetapi malah menimbulkan Dampak Perjanjian Renville yang berimbas pada perekonomian dan politik.

Sejarah Perjanjian Renville dan Isinya

Sebelum melakukan perjanjian Renville, Indonesia dan Belanda pernah menandatangani perjanjian lainnya yaitu perjanjian Linggarjati. Perjanjian tersebut berisi tentang pengakuan secara de facto wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari tiga pulau, yaitu Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera. Perjanjian Linggarjati tersebut dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut konflik yang berkepanjangan antara Belanda dan Indonesia. Akan tetapi, malah timbul masalah lain yaitu Belanda beranggapan bahwa dengan perjanjian tersebut, negara Indonesia masih dalam bentuk perserikatan dan bagian dari Belanda.

Perjanjian Linggarjati yang telah disetujui kedua belahpihak akhirnya berakhir. Mengetahui adanya konflik tersebut akhirnya dewan keamanan PBB meminta kedua belah pihak untuk berhenti berperang. Pada tanggal 08 Desember 1947 kedua belah pihak, yaitu Indonesia dan Belanda berkumpul di sebuah kapan milik Amerika Serikat yang bernama USS Renville.Maka dari itu, perundingan tersebut diberi nama dengan perjanjian Renville karena berlangsung di zona netral. Kemudian perjanjian ini ditandatangani pada 17 Januari 1948. Indonesia diwakili oleh Amir Syarifudin dan Belanda di wakili oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo yaitu orang Indonesia yang memihak Belanda.

Isi Perjanjian Renville

Setelah melakukan perundingan di atas kapal milik Amerika Serikat dan dinamakan dengan perjanjian Renville, maka didapatkan beberapa pokok bahasan atau isi dari perjanjian tersebut. Adapun isinya yaitu:

  1. Pihak Belanda akan tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai saat Republik Indonesia Serikat dibentuk.
  2. Republik Indonesia Serikat (RIS) mempunyai kedudukan yang sama dengan Belanda dalan uni Indonesia-Belanda.
  3. Republik Indonesia menjadi bagian dari RIS
  4. Pasukan Indonesia yang menmpati pemukiman penduduk harus ditarik masuk ke wilayah Republik Indonesia.
  5. Sebelum RIS terbentuk, sementara Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintahan federal.

Dampak dari Perjanjian Renville

Setelah mengetahui beberapa bahasan pokok dari perjanjian Renville menimbulkan beberapa dampak yang berakibat pada keadaan politik dan ekonomi negara Indonesia. Dampak Perjanjian Renvilletersebut atara lain:

1. Terpaksa Indonesia harus menyetujui RIS

Dampak pertama yang ditimbulkan setelah terjadi perjanjian Renville yakni perubahan bentuk negara Indonesia. Awalnya setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan dan memproklamirkan diri negara berbentuk sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kepala negaranya yaitu presiden. Namun dari hasi perundingan Renville, Indonesia harus mengubah bentuk negaranya menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara persemakmuran Belanda yang artinya Indonesia tidak sepenuhnya memiliki wewenang dikarenakan masih mempunyai keterkaitan kekuasaan dengan pemerintahan Belanda.

2. Terbentuknya Kabinet Amir Syarifudin II

Indonesia harus mengubah sistem pemerintahan dan konstitusi negara. Pada awalnya sistem negara berbentuk presidensial yang kemudian berubah menjadi sistem parlementer, yang artinya presiden hanya akan menjadi kepala negara sedangkan perdana menteri sebagai pemimpin pemerintahan. Saat itu presiden terpilih tetap Ir. Soekarno dan perdana menterinya yakni Mr. Amir Syarifudin, sehingga beliau membentuk kabinet baru.

3. Wilayah keuasaan Republik Indonesia Berkurang

Berdasarkan perjanjian Renville wilayah Indonesia semakin sempit yaitu hanya sebagian wilayah dari pulau Sumatera, Jawa, dan Madura. Batasan wilayah miliki Belanda dan Indonesia ditandai dengan adanya garis Van Mook.

4. Timbul Reaksi keras kepada kabinet

Ppembentukan kabinet baru memiliki kebijakan yang telah memberatkan rakyat serta pro terhadap Belanda. Sehingga hal tersebut mengakibatkan banyak partai politik yang memprotes terhadap kebijakan pemerintahan yang baru tersebut. Akhirnya kabinet tidak bertahan lama dan Amir Syarifudin menyerahkan mandatnya kepada presiden.

5. Belanda memblokade perekonomian Indonesia

Selain mencengkeram keadaan politik di Indonesia, Belanda juga mengekang perekonomian Indonesia. Belanda memblokade perekonomian dengan tujuan agar rakyat menderita dan menyerah kepadanya. Beberapa asset yang awalnya miliki Indonesia saat itu berada di bawah kekuasaan Belanda, yang berakibat merugikan perekonomian Indonesia.

6. Pihak Indonesia diharuskan menarik pasukan

Dampak perjanjian Renville lainnya yaitu melemahnya kekuatan militer negara Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dalam perjanjian wilayah yang dimiliki Indonesia semakin sempin, yang mana pada akhirnya Indonesia terpaksa menarik pasukannya. Namun, disamping itu terdapat beberapa rakyat yang melakukan perang gerilya.

7. Meletusnya agresi militer Belanda II

Batas wilayah milik Indonesia dengan Belanda ditandai menggunakan garis Van Mook. Namun, karena Indonesia melanggar janji dengan menyusupkan pasukan gerilya ke daerah kedudukan Belanda, maka meletuslah kembali agresi militer Belanda II.

Dari penjelasan mengenai isi serta Dampak Perjanjian Renville tersebut diatas, kita dapat mengetahui secara jelas bahwa Belanda tetap gigih dalam memecahbelah wilayah Indonesia. Namun, rakyat Indonesia tidak putus asa dalam mempertahankan negara. Semoga dengan mempelajari peristiwa sejarah tersebut, kita menjadi banyak tahu dan dapat mengambil hikmahnya.

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *