3 Amal Jariyah dan Hadis Yang Menjelaskannya Beserta Kisahnya Lengkap

Posted on

Amal Jariyah dan Hadis Yang Menjelaskannya

3 Amal Jariyah – ada sepasang suami istri yang alhamdulillah sangat kaya dan juga shaleh. Mereka berulangkali berhaji. Setiap tahun juga mereka melakukan umrah. Berapa banyak harta yang mereka habiskan untuk Haji dan Umrah. Seorang ulama berkata bahwa amal mereka itu baik dan mendapatkan pahala. Hanya saja, jika mereka sudah meninggal, tentu mereka tak bisa melakukan Haji dan Umrah lagi. Pahalanya pun berhenti mengalir. Tetapi, ada 3 amal jariyah yang tidak akan pernah putus meskipun sudah meninggal.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :
“Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.”

Maksud dari hadits di atas yaitu, meskipun seseorang sudah meninggal dunia, maka semua hal kebaikan yang sudah dia lakukan semasa hidup dan menerima pahala akan terhenti, kecuali 3 amal lainnya yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh.

Berikut penjelasan mengenai 3 amal jariyah yang tidak akan terputus meskipun meninggal dunia :

1. Sedekah Jariyah

Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya terus menerus mengalir, yaitu: 1) ilmu yang bermanfaat, 2) doa anak sholeh, 3) sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan, 5) mewakafkan buku, kitab atau Al Qur’an, 6) berjuang dan membela tanah air, 7) membuat sumur, 8) membuat irigasi, 9) membangun tempat penginapan bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.

Sebagai contoh yang pertama membangun masjid pun pahalanya amat besar dan tetap akan mengalir selama masih ada orang yang memakainya untuk beribadah. Dan juga meskipun kita hanya menanam pohon mangga atau pohon kurma sehingga buahnya bisa dinikmati atau pun pohon yang rindang seperti pohon beringin sehingga orang biasa bereteduh pun kita bisa mendapatkan pahala.

2. Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu akan lebih bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu mengamalkannya. Kemudian kita ajarkan ke orang lain. Jika orang yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya, insya Allah kita akan mendapat pahala meski kita telah tiada. Kita bisa menjadi guru, dosen, atau mendirikan sekolah/pesantren sehingga ilmu yang bermanfaat bisa diajarkan ke orang banyak.

Di zaman sekarang ini kita bisa mengajarkan ilmu ke banyak orang sekaligus. Dengan membuat buku yang bermanfaat, kita dapat membayangkan bagaimana kalau ada 1 juta orang yang membaca buku tersebut dan mengamalkannya.

Seperti halnya dengan membuat website yang berisi ilmu yang bermanfaat misalnya website Islam sehingga puluhan ribu orang bisa membaca dan mengamalkan ilmunya, insya Allah juga akan mendapat pahala. Jika ada orang yang meng-copy-paste tulisan anda, jangan sedih. Justru mereka membantu menyebarkan ilmu anda sehingga jika website anda tutup karena anda tidak membayar sewa domain atau hosting, ilmu anda tetap tersebar dan dinikmati orang lain.

Karena Allah menghitung setiap amal yang kita lakukan sekecil apa pun amal itu. “Dan tolong – menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong -menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kau kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. [Al Maa-idah 2]

Rasulullah saw. bersabda:

Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:

“Orang mukmin itu bagi orang mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda : Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki”. ( Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasaí).
Jadi jika kita ikut serta dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat, insya Allah, Allah akan melihatnya.

3. Anak Soleh yang Mendoakannya

Jika kita punya anak soleh yang mendoakan kita, insya Allah kita akan mendapat pahala juga karena kita telah berjasa mendidik mereka sehingga jadi anak yang saleh.
Oleh karena itu jika kita diamanahi anak oleh Allah, hendaknya kita didik mereka sebaik mungkin hingga jadi anak yang saleh. Seorang ibu jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaannya di kantor agar bisa fokus mendidik anaknya.

Lalu bagaimana jika kita tidak punya anak kandung?

Di situ tidak dijelaskan apakah anak saleh itu anak kandung atau bukan. Jadi jika kita memelihara anak yatim pun kita tetap akan mendapatkan pahala, jika mereka menjadi anak yang saleh dan mendoakan kita.

Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan lelaki, maka aku dan dia akan berada di syurga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Hadis riwayat Ahmad)

Dari situ jelas bahwa orang yang memelihara anak yatim dengan penuh kasih sayang insya Allah akan masuk surga. Surganya pun bukan surga tingkat rendah. Tapi surga tingkat tinggi karena kita berada di dekat Nabi Muhammad SAW laksana jari telunjuk dengan jari tengah.

Demikianlah artikel kali ini yang membahas tentang 3 amal jariyah, dalam artikel ini mengingatkan kita semua agar kita tidak pernah putus untuk berbuat baik. Semoga artikel kali ini memberikan manfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *