Pengertian Plasenta – Fungsi, Struktur, Bagian dan Prosesnya Lengkap

Posted on

Pengertian Plasenta – Fungsi, Struktur, Bagian dan Prosesnya Lengkap

Bagian-bagian Plasenta – Plasenta atau ari-ari adalah organ yang ada dalam kandungan pada masa kehamilan. Pertumbuhan serta perkembangan plasenta ini, penting untuk pertumbuhan dan juga perkembangan janin di dalam perut. Fungsi dari plasenta ini adalah tempat bertukarnya produk metabolisme serta produk gas, yang ada di antara peredaran darah ibu dan janin serta produksi hormon. Pada plasenta ini terdapat juga tali pusar yang dibentuk dari pembuluh darah. Plasenta sering disebut dengan saudara kembar si bayi, karena sama-sama berada dalam kandungan. Dan pada saat bayi tersebut lahir, plasenta juga ikut keluar dari rahim.

Plasenta manusia mempunyai diameter sekitar 22 cm, dengan berat rata-rata 470 gram dan tebalna (dibagian tengah plasenta) sekitar 2,5 cm. Plasenta tersusun atas ratusan pembuluh dan vena halus, bentuknya seperti gumpalan hati mentah, dengan warna merah tua, plasenta dibagi menjadi 15-20 tonjolan cotyledon, yang adalah villi atau tonjolan dengan bentuk seperti jari. Ukuran dan berat dari plasenta sesuai dengan ukuran janin.

Fungsi Plasenta

1. Sebagai Aalat Pernapasan Janin Dalam Kandungan

Di masa pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta juga membutuhkan oksigen. Untuk itu oksigen yang dihirup oleh ibu, nantinya akan dialirkan ke janin dengan melalui plasenta atau penghubung pada tali pusar.

Kemudian organ tersebut akan mengedarkan darah yang telah mengandung oksigen, dari ibu ke janin dengan proses difusi. Karbondioksida yang ada akan ke bawah dengan melalui tali pusar serta berdifusinya tubuh ibu dan dengan bantuan sistem peredaran darah, sebelum dikeluarkannya sistem pernapasan Ibu.

2. Sebagai Penghasil Nutrisi

Plasenta juga dapat merubah glukosa menjadi glukogen, yaitu karbohidrat yang bisa disimpan dalam hati dan menjadi cadangan glukosa. Nutrisi yang didapat oleh janin bermanfaat untuk pertumbuhan serta pembentukan jaringan, pada saat diperlukan.

3. Sebagai Sistem Ekresi (Pembuangan)

Plasenta akan mengeluarkan setiap produk limbah yang tidak dibutuhkan oleh tubuh janin, seperti urea dan karbondioksida.

4. Sebagai Sistem Pertahanan Atau Kekebalan Tubuh

Fungsi pertahanan pada plasenta dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan kimia dan juga fisik. Cara kimia fungsi pertahanan akan dijalankan dengan melalui enzim, yang dimana plasenta juga akan menetralisir kegiatan toksik yang mungkin dicurigai.

Ibu juga akan memberikan antibodinya pada janin. Dan pada cara fisik yang telah ada, struktur yang terciptanya sedemikian rupa menjadikan bayi terlindung dengan baik. Kekebalan tubuh ini adalah yang utama bagi janin, karena hati mereka belum dapat mengatasi unsur berbahaya yang berasal dari darah ibu.

Sebagai Penghasil Hormon

Ada beberapa hormon yang dihasilkan oleh plasenta, diantaranya yaitu :

  • Human Chorionic Gonadotropin (HCG), hormon ini fungsinya sebagai pencegah adanya menstruasi dan menjaga kehamilan
  • Chorionic Somatomammotropin (Placental Lactogen), hormon ini mempunyai fungsi spesifik dalam keterkaitannya dengan nutrisi untuk ibu dan janin.
  • Estrogen, hormon ini mempunyai fungsi sebagai pembantu pembesaran uterus, pembesaran dan perkembangan payudara
  • Hormon ini mempunyai funsi sebagi pemberi nutrisi awal untuk embrio dan pencegeh kontraksi uterus spontan yang bisa membuat terjadinya keguguran.
  • Tirotropin korionik dan relaksin. Adalah hormon penunjan karena hanya memberikan sedikit perubahan/dampak dalam kehamilan.

Struktur Dan Bagian-Bagian Plasenta

Plasenta yang bentuknya menyerupai kumpulan jaringan memiliki lebih dari 200 pembuluh darah. Letak plasenta yang ada di dalam rahim normalnya berada di korpus uterus. Namun jika pada bagian bawah/samping disebut dengan Plasenta Previa. Plasenta dikelilingi oleh lapisan amnion, plasenta tersebut mengandung pembuluh darah lanjutan dari tali pusar. Plasenta tersusun atas tiga bagian utama, yaitu :

Bagian Pada Janin (Fetal Portion)

Bagian yang satu ini tersusun dari struktur yang disebut korion frondosum dan vili. Korion frondosum adalah membran yang menjadi pelindung janin yang terdiri dari tropoblas.

Sedang vili dari plasenta yang matang tersusun dari vili koriali, ruang interviler dan amnion yang menjadi pelapis dinding permukaan plasenta. Pada bagian bawah lapisan amnion ini adalah cabang-cabang pembuluh darah tali pusar.

Bagian Pada Ibu (Maternal Portion)

Bagian ini adalah permukaan yang mengarh ke dinding rahim, memiliki warna merah dan terbagi oleh celah yang asalnya dari jaringan ibu. Di bagian ini ada desidua kompakta yang terbentuk dari 15-20 struktur dalam bentuk bulatan yang disebut kotiledon.

Di bagian ini juga ada struktur yang disebut desidua basalis di bagian maternal, desidua basalis di plasenta matang disebut lempeng korion.

Tali Pusar

Tali pusar merentang dari pusat janin menuju plasenta bagian permuikaan janin. Tali pusar mempunyai panjang rata-rata 50-22 cm dan garis tengah (diameter) rata-rata 1-2,5 cm (sebesar jari). Tali pusar tersusun dari 2 arteri dan 1 vena.

Fungsi utama pada tali pusar adalah sebagai penghubung plasenta dengan bagian tubuh janin sehingga dapat menyalurkan oksigen, antibodi dan komponen lain yang dibutuhkan janin. Tali pusar dari dua arteri dan satu vena. vena umbilicalis akan mengangkut darah dari ibu ke janin. Sedangkan arteri umbilicalis mengangkut darah dari janin ke ibu.

Sedangkan fungsi Vena umbilicalis adalah mengalirkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi berupa bentuk yang sederhana, contohnya karbohidrat dalam bentuk glukosa, protein dalam bentuk asam amino, lemak dalam bentuk asam lemak, vitamin, mineral dan air.

Proses Terbentuknya Plasenta

Terbentuknya plasenta diawali dengan perkembangan trofoblas di hari ke 8-9 sesudah pembuahan. Sel membelah, sel yang sebelumnya hanya selapis menjadi berlapis-lapis dan membentuk rongga yang banyak di lapisan sinsitrotiofoblas (sinsitium). Stadium ini disebut stadium berongga (Lacunar Stage).

Sesudah sinsitium tumbuh kedalam endometrium (dinding rahim) dan membuat pembuluh dara dinding rahim rusak menjadikan sinsitium dapat dialiri darah dari ibu dengan perbaikan otomatis pembuluh darah karena masuknya organ baru. Stadium ini disebut dengan sirkulasi utero-plasenta (rahim ke plasenta) atau sstem feto maternal (janin ke ibu).

Selanjutnya trofoblas membentuk beberapa kelompok sel yang akan menjadi jaringan penyambung, lembut yang disebut mesoderm sinsitium ekstraembrional. Jaringan itu adalah jaringan penyambung antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan sel selaput heuser.

Bagian yang menempel dengan sitotofoblas menjadi selaput korion (chrionic plate) sedangkan bagian yang menempel dengan sel selaput heuser menjadi pelindung yolk sac (kantung kuning telur).

Di akhir minggu ketiga kehamilan, mesoderm yang terbentuk dari sitotofoblas itu menjadi sel darah dan pembuluh darah kapiler. Seiring berjalannya waktu, rongga korion semakin luas, menjadikan jaringan embrional semakin memisah dari sitotofoblas (selaput korion), hanya disambungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang menjadi tangkai penghubung (conecting stalk). Maka connecting stalk ini yang kemudian akan berkembang menjadi tali pusar.

Sesudah pembuluh darah dari trofoblas menembus rahim, trofoblas akan membentuk plasenta dewasa, sehingga terbentuk sirkulasi yang sempurna dengan pembuluh darah tali pusar. Walaupun saling berkaitan, darah ibu dan darah janin tetap tidak dapat bercampur, sistem ini disebut dengan sistem hemochorial (tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion).

Demikian pembahasan tentang Bagian-bagian Plasenta yang diikuti dengan fungsi, struktur, bagian, serta prosesnya secara lengkap. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda, dan bermanfaat bagi anda semua.

Baca Juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *